• Karen and Mateo Wedding

    The groom love the ocean, this is their special place where they come to get away from it all — and it’s where they wanted to start this new chapter of life.

  • Karen and Mateo Wedding

    Beach was a place that special to the couple and that came through. So chill. So laid-back. Just perfect.

  • Karen and Mateo Wedding

    Even on a very small intimate scale, a romantic glam wedding is just magical, and it’s not as difficult to pull together as you might think.

  • Aline and Crish Wedding

    Authentic Balinese Rice Paddy Wedding Inspiration. Look how a modern romantic gown with lace cape can fit perfectly into a beautiful rice field.

  • Paul and Lynda Wedding

    Spectacular outdoor wedding at Padma Ubud Resort. When planning a romantic wedding theme, consider an open-air ceremony space to bring in the naturally beautiful elements of the outdoors. For this wedding, wooden ornament kept the overall design soft and ethereal..

Hindari 9 Kesalahan dalam Berkomunikasi dengan Ibu Mertua saat Mempersiapkan Pernikahan

Sumber : Canva

Menjadi seorang pengantin perempuan memanglah sebuah kebahagiaan yang luar biasa. Namun, terkadang ada beberapa masalah yang muncul selama proses pernikahan, salah satunya adalah dalam berkomunikasi dengan ibu mertua. 

Kekhawatiran dan kecemasan seorang calon pengantin perempuan yang seringkali terlalu mendominasi, kadang-kadang membuat hubungan dengan ibu mertua terganggu dan memunculkan kesalahpahaman. 


Berikut ini adalah beberapa kesalahan yang umum dilakukan oleh calon pengantin perempuan saat berkomunikasi dengan ibu mertua dan bagaimana cara menghindarinya.


Tidak Mendengarkan 

Kesalahan pertama yang sering kali dilakukan oleh calon pengantin perempuan adalah tidak mendengarkan dengan baik apa yang disampaikan oleh ibu mertua. Mereka terlalu fokus pada keinginan mereka sendiri dan melupakan pandangan dari pihak keluarga pasangan. Hal ini dapat mengakibatkan salah paham dan memunculkan perdebatan yang tidak perlu.

Contoh : Seorang calon pengantin perempuan yang terlalu fokus pada keinginannya sendiri dalam memilih katering. Ibu mertua sudah memberikan masukan bahwa lebih baik memilih katering yang sudah terbukti kualitasnya, namun calon pengantin perempuan tetap memilih katering yang belum pernah dicoba sebelumnya.

Solusi : Dengarkan dengan baik masukan dari ibu mertua, pikirkan secara matang, dan diskusikan bersama dengan pasangan. Jangan hanya mempertimbangkan keinginan sendiri, tapi juga pertimbangkan pandangan keluarga pasangan.

Tidak Memberikan Penghargaan 

Kesalahan kedua yang sering kali dilakukan oleh calon pengantin perempuan adalah tidak memberikan penghargaan pada pendapat dan masukan dari ibu mertua. Mereka cenderung merasa bahwa mereka sudah tahu segalanya dan tidak perlu masukan dari pihak keluarga pasangan.

Contoh : Calon pengantin perempuan yang tidak menghargai pendapat ibu mertua tentang adat istiadat pada prosesi pernikahan. Ibu mertua merasa bahwa calon pengantin perempuan kurang memperhatikan adat istiadat, namun calon pengantin perempuan merasa bahwa itu tidak penting.

Solusi : Berikan penghargaan pada pendapat dan masukan dari ibu mertua. Tanyakan juga tentang pengalaman mereka dalam hal pernikahan, hal ini bisa menjadi bahan pertimbangan dalam mempersiapkan pernikahan.

Terlalu Emosional 

Kesalahan ketiga yang seringkali dilakukan oleh calon pengantin perempuan adalah terlalu emosional dalam berkomunikasi dengan ibu mertua. Mereka cenderung mudah tersinggung dan merasa tersaingi dengan ibu mertua.

Contoh : Calon pengantin perempuan yang merasa tersaingi dengan ibu mertua dalam mempersiapkan acara pernikahan. Ibu mertua memberikan masukan tentang cara mempersiapkan acara pernikahan yang lebih baik, namun calon pengantin perempuan merasa bahwa ibu mertua ingin mengambil alih seluruh acara pernikahan.


Solusi : Jangan mudah tersinggung dan jangan merasa tersaingi dengan ibu mertua. Cobalah untuk lebih sabar dan bijaksana dalam menghadapi situasi yang sulit. Berbicaralah dengan santai dan jangan membuat masalah menjadi semakin rumit.

Tidak Transparan 

Kesalahan keempat yang seringkali dilakukan oleh calon pengantin perempuan adalah tidak transparan dalam hal mempersiapkan pernikahan. Mereka cenderung menyembunyikan hal-hal penting atau keputusan penting yang sudah diambil.

Contoh : Calon pengantin perempuan yang memilih vendor atau dekorasi tanpa memberitahukan ibu mertua. Ibu mertua merasa bahwa calon pengantin perempuan tidak menghargai pendapat keluarga pasangan.

Solusi : Berbicaralah secara terbuka dan transparan dalam mempersiapkan pernikahan. Berikan informasi yang jelas dan terkini tentang persiapan pernikahan dan diskusikan bersama dengan keluarga pasangan.

Tidak Membuat Kompromi 

Kesalahan kelima yang seringkali dilakukan oleh calon pengantin perempuan adalah tidak mau membuat kompromi dalam hal mempersiapkan pernikahan. Mereka cenderung memaksakan keinginan mereka sendiri tanpa mempertimbangkan pandangan dari pihak keluarga pasangan.

Contoh : Calon pengantin perempuan yang memilih tanggal pernikahan tanpa mempertimbangkan jadwal kerja ibu mertua. Ibu mertua merasa bahwa tanggal yang dipilih tidak cocok dengan jadwal kerja dan membuat mereka kesulitan.

Solusi : Cobalah untuk membuat kompromi dalam mempersiapkan pernikahan. Dengarkan dengan baik pandangan dari pihak keluarga pasangan dan pikirkan secara matang sebelum membuat keputusan.

Tidak Menyapa atau Berbicara dengan Hormat 

Kesalahan keenam yang seringkali dilakukan oleh calon pengantin perempuan saat berkomunikasi dengan ibu mertua adalah tidak menyapa atau berbicara dengan hormat. Mereka cenderung terlalu santai atau kurang menghargai status orangtua pasangan.

Contoh: Calon pengantin perempuan yang memanggil ibu mertua dengan nama panggilan yang terlalu familiar atau tidak sopan seperti "Mak" atau "Nyokap". Hal ini dapat dianggap kurang menghargai status dan usia ibu mertua.

Solusi: Berbicaralah dengan hormat dan sopan kepada ibu mertua. Menggunakan bahasa yang sopan dan nama yang tepat akan memperlihatkan bahwa calon pengantin perempuan menghargai ibu mertua sebagai orang yang lebih tua dan memiliki status yang penting dalam keluarga pasangan.

Tidak Menghargai Tradisi Keluarga Pasangan 

Kesalahan ketujuh yang seringkali dilakukan oleh calon pengantin perempuan saat berkomunikasi dengan ibu mertua adalah tidak menghargai tradisi keluarga pasangan. Mereka cenderung memaksakan keinginan sendiri tanpa mempertimbangkan tradisi dan kebiasaan keluarga pasangan.

Contoh: Calon pengantin perempuan yang memilih warna baju pengantin yang bertentangan dengan warna tradisional keluarga pasangan. Hal ini dapat dianggap sebagai kurang menghargai dan menghormati tradisi keluarga pasangan.

Solusi: Cobalah untuk mempelajari tradisi dan kebiasaan keluarga pasangan sebelum mempersiapkan pernikahan. Dengan mengetahui dan memahami tradisi keluarga pasangan, calon pengantin perempuan dapat memilih warna atau tema pernikahan yang sesuai dengan tradisi dan kebiasaan keluarga pasangan, serta membuat mereka merasa dihargai dan dihormati.

Tidak Memberikan Apresiasi pada Bantuan Ibu Mertua 

Kesalahan kedelapan yang seringkali dilakukan oleh calon pengantin perempuan saat berkomunikasi dengan ibu mertua adalah tidak memberikan apresiasi pada bantuan yang diberikan oleh ibu mertua. Mereka cenderung menganggap bantuan yang diberikan oleh ibu mertua sebagai hal yang wajar dan tidak penting, sehingga tidak memberikan apresiasi yang cukup.

Contoh: Calon pengantin perempuan yang tidak mengucapkan terima kasih kepada ibu mertua atas bantuan yang diberikan dalam proses persiapan pernikahan. Hal ini dapat membuat ibu mertua merasa tidak dihargai dan merasa bahwa bantuannya tidak dihargai.

Solusi: Berikanlah ucapan terima kasih dan apresiasi kepada ibu mertua atas bantuan yang diberikan dalam persiapan pernikahan. Ucapan terima kasih yang tulus akan membuat ibu mertua merasa dihargai dan memberikan semangat yang lebih dalam membantu persiapan pernikahan.

Tidak Menghargai Pendapat Ibu Mertua 

Kesalahan kesembilan yang sering dilakukan oleh calon pengantin perempuan saat berkomunikasi dengan ibu mertua adalah tidak menghargai pendapat ibu mertua. Calon pengantin perempuan seringkali memandang rendah pendapat ibu mertua karena berbagai alasan, seperti perbedaan usia atau perbedaan pandangan hidup.

Contoh: Calon pengantin perempuan yang memilih dekorasi pernikahan yang bertentangan dengan selera ibu mertua karena merasa bahwa pendapat ibu mertua kurang relevan dan ketinggalan zaman. Hal ini dapat menimbulkan konflik antara kedua belah pihak keluarga dan merusak hubungan yang sudah terjalin.

Solusi: Cobalah untuk mendengarkan dan menghargai pendapat ibu mertua. Terkadang, ibu mertua memiliki pengalaman dan pengetahuan yang berharga dalam persiapan pernikahan. Calon pengantin perempuan bisa mengajak diskusi dengan ibu mertua untuk mencari solusi yang terbaik bagi kedua belah pihak.

Baca Juga : 10 Tipe Orang yang Sebaiknya Tidak Diundang ke Pernikahan Anda  

Kesimpulan Dalam mempersiapkan pernikahan, komunikasi yang baik dengan ibu mertua sangatlah penting. 


Calon pengantin perempuan harus berusaha untuk mendengarkan, memberikan penghargaan, tidak terlalu emosional, transparan, dan mau membuat kompromi dalam berkomunikasi dengan ibu mertua. 


Baca Juga : Menunda Pernikahan : Keuntungan dan Kerugian bagi Generasi Milenial


Hal ini akan membantu proses persiapan pernikahan berjalan dengan baik dan lancar, serta memperkuat hubungan antara kedua belah pihak keluarga.








Share:

10 Tipe Orang yang Sebaiknya Tidak Diundang ke Pernikahan Anda

Sumber : Canva

Pernikahan adalah acara yang sangat spesial dan penting dalam hidup seseorang. Oleh karena itu, banyak pasangan yang ingin membuat pernikahan mereka berjalan dengan sempurna dan berkesan. 

Namun, ada beberapa orang yang seharusnya tidak diundang ke pernikahan, karena mereka dapat merusak suasana dan mempengaruhi hari bahagia Anda. 

Berikut adalah beberapa alasan mengapa Anda seharusnya tidak mengundang orang-orang ini ke pernikahan Anda

Orang-orang yang tidak Anda kenal dengan baik

Saat Anda merencanakan pernikahan, mungkin ada tekanan untuk memperluas daftar tamu dan mengundang orang-orang yang tidak Anda kenal dengan baik. Namun, ini bukanlah ide yang baik. 

Karena pernikahan adalah hari yang sangat penting dan penuh emosi, Anda ingin dihadiri oleh orang-orang yang Anda kenal dengan baik dan yang dekat dengan Anda. 

Jika Anda mengundang orang-orang yang tidak Anda kenal dengan baik, Anda mungkin merasa tidak nyaman selama acara dan mereka juga tidak dapat memberikan dukungan yang Anda butuhkan di hari besar Anda.

Orang-orang yang tidak merespons undangan Anda

Ketika Anda mengirimkan undangan ke orang-orang, Anda mengharapkan untuk menerima respons dari mereka. 

Namun, jika ada orang yang tidak merespons undangan Anda, itu menunjukkan kurangnya rasa hormat mereka terhadap Anda dan acara Anda. 

Orang-orang seperti ini seharusnya tidak diundang ke pernikahan Anda, karena mereka tidak menghargai waktu dan usaha Anda untuk mengundang mereka.

Orang-orang yang suka mencari masalah

Di setiap acara, ada orang yang suka mencari masalah dan menimbulkan kekacauan. Jika Anda mengundang orang seperti ini ke pernikahan Anda, Anda dapat mengalami masalah dan stres yang tidak perlu. 

Mereka dapat menciptakan ketegangan di antara tamu dan bahkan dapat merusak suasana pernikahan Anda.

Orang-orang yang selalu terlambat

Saat pernikahan, setiap detik sangat berharga. Namun, jika ada orang-orang yang selalu terlambat dan membuat acara menjadi terganggu, ini dapat merusak suasana pernikahan Anda. 

Jangan biarkan orang-orang seperti itu merusak hari Anda, dan lebih baik untuk tidak mengundang mereka.

Orang-orang yang cenderung mabuk

Ada beberapa orang yang tidak dapat menahan diri untuk minum terlalu banyak di acara sosial. Jika Anda mengundang orang-orang seperti itu ke pernikahan Anda, mereka dapat mengalami masalah alkohol dan merusak suasana pernikahan Anda. 

Jangan mengambil risiko dengan orang-orang seperti itu dan jauhi mereka dari daftar tamu Anda.

Orang-orang yang selalu membuat drama


Tidak semua orang dapat menghadiri acara sosial dengan tenang dan tanpa menciptakan drama. Orang-orang yang cenderung membuat drama dapat merusak suasana pernikahan Anda dan mempengaruhi hari bahagia Anda. 

Jangan membiarkan orang seperti itu hadir di pernikahan Anda, karena mereka dapat mengalihkan perhatian dari Anda dan pasangan Anda.

Orang-orang yang suka membebani tamu lain

Beberapa orang dapat mengambil kebebasan untuk membebani tamu lain dengan tugas atau permintaan yang tidak perlu. Ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan stres bagi tamu lainnya. 

Pastikan bahwa tamu yang diundang ke pernikahan Anda dapat merasa nyaman dan santai, jadi hindari mengundang orang-orang yang suka membebani orang lain.

Orang-orang yang tidak bisa menghargai batas privasi

Pernikahan adalah acara yang sangat intim dan pribadi. Oleh karena itu, Anda perlu memastikan bahwa tamu Anda dapat menghargai batas privasi Anda dan tidak mencampuri urusan pribadi Anda. 

Jangan mengundang orang-orang yang tidak dapat menghargai batas privasi Anda dan dapat memasuki ruang pribadi Anda tanpa izin.

Orang-orang yang tidak menghargai budaya atau keyakinan Anda

Pernikahan adalah acara yang merayakan kebersamaan dua orang yang mencintai dan menghormati satu sama lain. Oleh karena itu, penting untuk memilih tamu yang dapat menghargai budaya dan keyakinan Anda. 

Jangan mengundang orang-orang yang tidak menghargai atau tidak memahami budaya atau keyakinan Anda, karena ini dapat merusak pernikahan Anda dan menghasilkan konflik yang tidak perlu.

Orang-orang yang membuat Anda merasa tidak nyaman

Pada akhirnya, Anda harus mempercayai insting Anda ketika memilih tamu untuk pernikahan Anda. Jika ada orang yang membuat Anda merasa tidak nyaman atau tidak aman, jangan mengundang mereka ke pernikahan Anda. 


Ini adalah hari yang spesial dan Anda harus menikmatinya dengan damai dan bahagia. Jangan biarkan orang-orang yang tidak pantas merusak hari bahagia Anda.


Baca Juga : Menunda Pernikahan : Keuntungan dan Kerugian bagi Generasi Milenial

 

Pernikahan adalah hari yang sangat penting dan spesial dalam hidup Anda. Oleh karena itu, Anda perlu memastikan bahwa orang-orang yang diundang ke pernikahan Anda adalah orang-orang yang dapat memberikan dukungan dan memberikan kenangan indah yang tak terlupakan. 


Baca Juga : Alasan Mengapa Wanita Menjadi Gemuk Setelah Menikah: Faktor Gaya Hidup, Kebiasaan Makan, dan Hormon


Jangan mengundang orang-orang yang dapat merusak hari Anda dan yang tidak memberikan dampak positif pada pernikahan Anda.







Share:

Menunda Pernikahan : Keuntungan dan Kerugian bagi Generasi Milenial


Sumber : Canva

Generasi milenial, yang terdiri dari orang-orang yang lahir antara 1980 hingga 1995, dikenal sebagai generasi yang cenderung menunda pernikahan. 

Salah satu alasan utama mengapa banyak dari mereka memilih untuk tidak menikah di usia muda adalah karena mereka ingin fokus pada karier dan menikmati hidup. Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga terjadi di negara-negara lain di dunia.

Saat ini, dengan semakin sulitnya memperoleh pekerjaan yang stabil dan menjanjikan, banyak milenial yang memilih untuk menunda pernikahan hingga mereka merasa lebih stabil secara finansial. 

Selain itu, banyak milenial juga ingin mengejar karier mereka dengan sepenuh hati sebelum memutuskan untuk menikah. Banyak dari mereka yang ingin melakukan perjalanan dan mengeksplorasi dunia sebelum memutuskan untuk menetap dengan pasangan mereka. 

Selain itu, banyak milenial juga ingin memiliki pengalaman hidup yang berbeda dan mencoba hal-hal baru sebelum menikah.


Keuntungan menunda Pernikahan

Mengejar Karir

Dengan fokus pada karir, seseorang dapat memperoleh pengalaman kerja yang lebih banyak dan lebih baik, serta meningkatkan peluang mereka untuk mendapatkan gaji yang lebih tinggi dan posisi yang lebih baik. 

Hal ini dapat membantu mereka mencapai tujuan keuangan mereka dan membangun stabilitas finansial yang lebih baik sebelum memutuskan untuk menikah. 

Dengan memperoleh kesempatan dan pengalaman yang lebih banyak di bidang karir, seseorang dapat memperoleh kepercayaan diri dan kemampuan yang dibutuhkan untuk membangun masa depan yang lebih baik.

Memperbaiki Hubungan Dengan Pasangan

Dengan menunda pernikahan, pasangan dapat memiliki lebih banyak waktu untuk mengenal satu sama lain, memperkuat hubungan mereka, dan mengatasi perbedaan yang mungkin timbul. 

Dengan memiliki hubungan yang lebih stabil dan berkualitas, pasangan dapat memastikan bahwa mereka siap untuk menjalani kehidupan yang panjang bersama setelah menikah.

 Selain itu, menunda pernikahan juga dapat membantu pasangan untuk mempersiapkan diri secara finansial dan emosional sehingga mereka lebih siap untuk menikah dan menghadapi tantangan kehidupan bersama-sama.

Mengurangi perceraian

Dengan menunda pernikahan, seseorang dapat memastikan bahwa mereka menikah pada saat yang tepat dan setelah memperoleh pengalaman dan persiapan yang cukup. Hal ini dapat membantu pasangan untuk mengurangi risiko perceraian, karena mereka sudah lebih matang dan siap untuk menghadapi tantangan kehidupan bersama-sama. 

Selain itu, menunda pernikahan juga dapat membantu seseorang untuk memilih pasangan yang tepat, dengan mengetahui karakteristik yang diinginkan dan mengenal pasangan dengan lebih baik sebelum menikah. 

Dengan begitu, pasangan dapat membangun hubungan yang lebih sehat dan bahagia, dan mengurangi risiko perceraian di masa depan.

Pengalaman Kerja yang Cukup

Dengan memiliki pengalaman kerja yang lebih banyak, seseorang dapat memperoleh keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan dalam karir.

 Selain itu, pengalaman kerja yang cukup dapat membantu seseorang untuk membangun jaringan profesional yang lebih luas, yang dapat membantu mereka mencapai tujuan karir mereka. 

Dengan memperoleh pengalaman kerja yang lebih banyak, seseorang juga dapat meningkatkan peluang mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan gaji yang lebih tinggi di masa depan, sehingga membantu mereka membangun stabilitas finansial yang lebih baik sebelum menikah.

Kestabilan Secara financial

Dengan menunda pernikahan, seseorang dapat fokus pada karir dan membangun tabungan yang lebih besar, sehingga memungkinkan mereka untuk membeli rumah atau kendaraan, dan mempersiapkan diri untuk biaya pernikahan yang mahal. 


Selain itu, menunda pernikahan juga dapat membantu seseorang untuk mengurangi hutang dan meningkatkan kredit mereka, yang dapat membantu mereka memperoleh bunga yang lebih rendah pada pinjaman masa depan. 


Dengan membangun stabilitas finansial yang lebih baik, seseorang dapat memastikan bahwa mereka siap untuk menikah dan membangun kehidupan bersama yang lebih stabil secara finansial.



Kerugian Menunda Pernikahan

Sulit Menemukan pasangan Hidup

Semakin lama seseorang menunda pernikahan, semakin sulit bagi mereka untuk menemukan pasangan hidup yang cocok dan siap untuk menikah. Hal ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti kesibukan dalam karir, kurangnya kesempatan untuk bertemu dengan orang baru, dan persyaratan yang lebih tinggi untuk pasangan yang diinginkan. 

Selain itu, semakin lama seseorang menunda pernikahan, semakin sulit pula bagi mereka untuk memiliki anak, yang dapat menjadi keinginan bagi sebagian pasangan. 

Meskipun demikian, sulitnya menemukan pasangan hidup bukanlah masalah yang mutlak, karena seseorang masih dapat mencari pasangan di kemudian hari melalui berbagai cara seperti melalui aplikasi kencan online, program sosial, dan kegiatan kelompok.

Resiko apabila memiliki anak

Salah satu kerugian menunda pernikahan adalah resiko memiliki anak di usia yang lebih tua atau saat anak masih kecil. Semakin lama seseorang menunda pernikahan, semakin tinggi risiko mereka untuk mengalami masalah kesuburan, komplikasi kehamilan, dan kelainan genetik pada bayi. 


Selain itu, memiliki anak di usia yang lebih tua juga dapat berdampak pada kesehatan dan energi seseorang, yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk merawat dan membesarkan anak dengan baik. 


Selain itu, menunda pernikahan juga dapat mempengaruhi waktu yang tersedia untuk membesarkan anak, yang dapat menyebabkan seseorang kekurangan waktu untuk meluangkan waktu bersama anak dan membantu mereka tumbuh dan berkembang. 


Meskipun demikian, risiko memiliki anak di usia yang lebih tua atau saat anak masih kecil bukanlah masalah yang mutlak, karena dengan persiapan dan perawatan yang tepat, seseorang masih dapat memiliki anak yang sehat dan bahagia di usia yang lebih tua.


Tekanan Sosial dan Emosional


Salah satu kerugian menunda pernikahan adalah tekanan sosial dan emosional yang mungkin timbul dari keluarga, teman, atau masyarakat yang mengharapkan seseorang untuk menikah pada usia yang lebih muda. 

Hal ini dapat membuat seseorang merasa tidak nyaman, terisolasi, atau tidak diakui oleh kelompok mereka. Selain itu, menunda pernikahan juga dapat membuat seseorang merasa kesepian dan tertekan secara emosional karena mereka tidak memiliki pasangan hidup dan merasa bahwa mereka harus menyelesaikan segala sesuatunya sendiri. 

Meskipun demikian, tekanan sosial dan emosional bukanlah alasan yang seharusnya memaksa seseorang untuk menikah pada usia yang lebih muda atau sebelum mereka siap.

 Setiap orang memiliki waktu dan kebutuhan yang berbeda dalam hidup mereka, dan seseorang harus mengejar kebahagiaan dan tujuan hidup mereka sendiri, bukan hanya untuk memenuhi ekspektasi orang lain.


Kesimpulannya


Generasi milenial yang menghindari pernikahan muda karena karier dan menikmati hidup harus mempertimbangkan baik-baik keputusan tersebut. 


Menunda pernikahan dapat memberi mereka waktu untuk mengejar impian mereka dan membangun hubungan yang lebih stabil dengan pasangan mereka. 


Baca Juga : Alasan Mengapa Wanita Menjadi Gemuk Setelah Menikah: Faktor Gaya Hidup, Kebiasaan Makan, dan Hormon


Namun, mereka juga harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti kesulitan menemukan pasangan hidup yang cocok, risiko terkait usia yang lebih tua, dan tekanan sosial dan emosional yang mungkin terjadi. 


Baca Juga : 10 Hal yang Sering Dilupakan oleh Pengantin saat Resepsi Pernikahan


Penting bagi mereka untuk membuat keputusan yang tepat dan mempertimbangkan faktor-faktor ini sebelum memutuskan untuk menikah atau menunda pernikahan.







Share:

Alasan Mengapa Wanita Menjadi Gemuk Setelah Menikah: Faktor Gaya Hidup, Kebiasaan Makan, dan Hormon

Sumber : Canva


Banyak wanita mengalami peningkatan berat badan setelah menikah. Ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk perubahan gaya hidup, stres, dan perubahan hormon. Artikel ini akan membahas secara lebih detail mengapa wanita menjadi gemuk setelah menikah dan bagaimana hal ini dapat dihindari.

Faktor penyebab kegemukan itu antara lain

Perubahan gaya hidup

Perubahan gaya hidup setelah menikah bisa menjadi faktor utama yang menyebabkan wanita menjadi gemuk. Sebelum menikah, sebagian besar wanita memiliki lebih banyak waktu untuk berolahraga dan mempersiapkan makanan sehat. Namun, setelah menikah, banyak wanita harus menyesuaikan jadwal mereka dengan jadwal pasangan mereka, yang seringkali tidak sehat. Selain itu, banyak wanita yang menikah berhenti atau mengurangi rutinitas olahraga mereka karena kesibukan dengan pekerjaan dan keluarga.

Stress

Selain perubahan gaya hidup, stres juga bisa menjadi faktor utama dalam peningkatan berat badan setelah menikah. Setelah menikah, banyak wanita menghadapi tekanan baru, seperti menyesuaikan diri dengan pasangan baru, mengurus rumah tangga, dan merawat anak-anak. Ini semua bisa menambah tingkat stres wanita, dan stres yang berkepanjangan bisa menyebabkan kelebihan berat badan. Saat stres, tubuh melepaskan hormon kortisol yang dapat menyebabkan penumpukan lemak di sekitar perut.

Genetik

Selain faktor-faktor yang sudah disebutkan di atas, ada juga beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi peningkatan berat badan setelah menikah, seperti faktor genetik dan usia. Wanita dengan riwayat keluarga yang rentan terhadap obesitas atau masalah kesehatan tertentu cenderung lebih berisiko mengalami peningkatan berat badan setelah menikah.

Usia

Selain itu, usia juga dapat mempengaruhi metabolisme dan kebutuhan kalori seseorang. Wanita cenderung mengalami penurunan metabolisme seiring bertambahnya usia, yang berarti bahwa mereka membutuhkan lebih sedikit kalori untuk mempertahankan berat badan yang sehat. Oleh karena itu, wanita yang sudah menikah dan telah berusia lebih dari 30 tahun perlu memperhatikan asupan kalori dan gaya hidup mereka secara lebih hati-hati.

Rutinitas Dirumah

Ketika seorang wanita menikah, ia juga cenderung menghabiskan lebih banyak waktu di rumah, dan seringkali terjebak dalam rutinitas yang kurang aktif. Wanita yang bekerja sebelum menikah, misalnya, mungkin menghabiskan lebih banyak waktu di kantor atau melakukan aktivitas fisik yang lebih banyak, seperti berjalan kaki atau naik tangga di tempat kerja. Setelah menikah, mereka mungkin menghabiskan lebih banyak waktu duduk atau berbaring di rumah, yang membuat mereka lebih kurang aktif dan menurunkan pembakaran kalori tubuh.

Pola Makan

Pola makan yang tidak sehat juga dapat mempengaruhi peningkatan berat badan setelah menikah. Saat menikah, banyak wanita merasa lebih sibuk dan terkadang tergoda untuk mengonsumsi makanan cepat saji atau makanan olahan yang tidak sehat. Selain itu, banyak pasangan yang sering makan bersama dan seringkali mengonsumsi porsi yang lebih besar dari yang seharusnya. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan asupan kalori dan akhirnya peningkatan berat badan.

Hormon dan Kehamilan

Perubahan hormon juga bisa menjadi faktor utama yang menyebabkan wanita menjadi gemuk setelah menikah. Setelah menikah, beberapa wanita mengalami perubahan hormon, terutama pada periode setelah melahirkan. Hormon seperti estrogen dan progesteron dapat mempengaruhi berat badan dan metabolisme, yang dapat menyebabkan peningkatan berat badan.

Selain itu, tuntutan yang diperlukan dalam merawat anak, seperti menyusui dan mempersiapkan makanan, juga dapat menyebabkan kurangnya waktu dan energi untuk melakukan aktivitas fisik dan memasak makanan sehat.

Namun, kehamilan sebenarnya bukan alasan utama mengapa wanita menjadi gemuk setelah menikah, karena tidak semua wanita yang menikah pasti hamil. Selain itu, kehamilan sendiri adalah proses alami yang dijalani oleh sebagian besar wanita, dan peningkatan berat badan selama kehamilan diperlukan untuk mendukung kesehatan dan pertumbuhan bayi.

Dalam hal ini, penting bagi wanita untuk tetap aktif selama kehamilan dan memilih makanan sehat yang memenuhi kebutuhan gizi untuk membantu menjaga berat badan yang sehat selama dan setelah kehamilan. 

Setelah melahirkan, wanita harus memulai aktivitas fisik secara bertahap dan mengadopsi gaya hidup sehat untuk membantu tubuh kembali ke berat badan sebelum kehamilan.

Baca Juga : 10 Hal yang Sering Dilupakan oleh Pengantin saat Resepsi Pernikahan

Bagaimanapun, ada beberapa cara untuk menghindari peningkatan berat badan setelah menikah. Salah satunya adalah dengan mempertahankan gaya hidup sehat yang sudah dimiliki sebelum menikah. 

Jangan berhenti atau mengurangi rutinitas olahraga, dan tetap memilih makanan sehat yang rendah kalori. Selain itu, coba untuk mengurangi stres dengan berbagai cara, seperti berolahraga, meditasi, atau terapi.

Jangan lupa untuk berbicara dengan pasangan Anda juga tentang bagaimana Anda bisa saling mendukung dalam menjaga gaya hidup sehat. Cobalah untuk berolahraga bersama atau membuat makanan sehat bersama-sama. Selain itu, cobalah untuk mencari dukungan dari teman dan keluarga untuk tetap terinspirasi dan terus berusaha menjaga berat badan yang sehat.

Baca Juga : Menikah Tanpa Cinta: Dampak Positif dan Negatif pada Kehidupan Pernikahan dan Hubungan dengan Keluarga dan Anak-Anak

Dalam kesimpulan, banyak wanita mengalami peningkatan berat badan setelah menikah karena beberapa faktor, termasuk perubahan gaya hidup, stres, dan perubahan hormon.

 Namun, dengan menjaga gaya hidup sehat, mengurangi stres, dan mendapatkan dukungan dari pasangan dan keluarga, wanita bisa menghindari peningkatan berat badan setelah menikah. 

Penting untuk diingat bahwa kegemukan bukan hanya masalah penampilan, tetapi juga dapat mempengaruhi kesehatan. Kegemukan dapat meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung.

Baca Juga : Mempersempit Daftar Tamu Anda: Tips untuk Membuat Acara yang Berkesan

Jadi, sangat penting bagi wanita untuk menjaga berat badan yang sehat dengan cara mengadopsi gaya hidup sehat dan menghindari stres yang berlebihan. Hal ini juga penting bagi pasangan dan keluarga untuk mendukung dan membantu wanita dalam menjaga gaya hidup sehat. 


Dengan cara ini, kita dapat menghindari peningkatan berat badan yang tidak diinginkan setelah menikah dan tetap sehat dan bahagia dalam kehidupan pernikahan kita.







Share:

Suami Istri Beda Pendapat soal Uang, Apa yang Harus Dilakukan?

Sumber : Canva 88baliweddingplanner.com ~ Uang adalah salah satu hal yang paling penting dalam kehidupan berumah tangga. Uang digunakan untu...

Cari Blog Ini

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Categories

Wedding Quote

"When you realize you want to spend the rest of your life with somebody, you want the rest of your life to start as soon as possible." (When Harry Met Sally Movie)