Tidak Ada Pasangan yang Sempurna: Ketidaksempurnaan dalam Cinta dan Kehidupan Pernikahan

Sumber : Canva


Pernikahan adalah ikatan suci yang diharapkan menjadi sumber kebahagiaan dan keberkahan bagi pasangan suami istri. Namun, dalam realitasnya, tidak ada pasangan yang sempurna. 

Setiap pasangan memiliki kelebihan dan kekurangan yang menjadikannya manusia yang unik. Dalam tulisan ini, kita akan menjelajahi aspek-aspek kutipan dari beberapa agama dan kata bijak yang berhubungan dengan realitas ini.


Tidak Ada Pasangan Yang Sempurna

Beberapa ajaran dan agama di Indonesia memberikan pemahaman bahwa tidak ada istri atau pasangan yang sempurna, dan beberapa pandangan lain tentang pernikahan yang sempurna. 

Hadis yang disampaikan oleh Abu Hurairah

Beliau bersabda, "Sebaik-baik wanita adalah yang dapat memenuhi kebutuhan suaminya saat suami memandangnya dan dapat menjaga kehormatannya saat suami pergi darinya." 

Hadis ini menggaris bawahi bahwa kesempurnaan dalam pernikahan tidaklah realistis, dan perempuan yang ideal bukanlah yang sempurna dalam segala hal, tetapi yang mampu memenuhi kebutuhan suami dan menjaga kehormatan pernikahan mereka.

Hadis yang disampaikan oleh Umm Salamah

Ketidaksempurnaan istri juga dapat menjadi sumber pembelajaran dan pertumbuhan diri. Dalam hadis yang disampaikan oleh Umm Salamah, beliau mengatakan bahwa Rasulullah Muhammad SAW pernah berkata, "A woman is married for four things: her wealth, her family status, her beauty, and her religion. So, choose the religious one and prosper".

(Seorang wanita dinikahi karena empat hal: kekayaannya, status keluarganya, kecantikannya, dan agamanya. Maka, pilihlah yang memiliki agama dan kamu akan berhasil). 

Hadis ini mengajarkan bahwa faktor keagamaan dan ketakwaan seorang istri adalah aspek yang paling penting dalam memilih pasangan hidup. 

Hal ini menunjukkan bahwa ketidaksempurnaan fisik atau materi tidaklah menjadi penentu utama dalam pernikahan yang bahagia, melainkan nilai-nilai spiritual yang lebih dalam.

Hadis yang disampaikan oleh Aisyah, istri Nabi Muhammad SAW

Sebagaimana yang diungkapkan dalam hadis yang disampaikan oleh Aisyah, istri Nabi Muhammad SAW, "The best among you are those who are best to their wives" (Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik dalam perlakuan terhadap istri). 

Hadis ini menekankan pentingnya menjadi suami yang baik dan bijaksana dalam memperlakukan istri kita, baik dalam keadaan baik maupun buruk.

Rasulullah Muhammad SAW bersabda

Dalam Islam, pernikahan adalah ikatan yang diberkahi oleh Allah SWT. Tidak ada istri yang sempurna, tetapi dengan mengikuti ajaran-Nya, kita dapat menciptakan kehidupan pernikahan yang penuh dengan rahmat, pengampunan, dan kasih sayang. 

Rasulullah Muhammad SAW bersabda, "Women are the twin halves of men" (Perempuan adalah separuh kembar dari laki-laki). 

Dalam ungkapan ini, kita ditegaskan bahwa istri adalah mitra sejati bagi suami, dengan kelebihan dan kekurangannya yang saling melengkapi.

Surah Ar-Rum (30:21)

Dalam Islam, pernikahan adalah ikatan yang suci, di mana pasangan saling melengkapi dan saling menguatkan. 

Dalam Surah Ar-Rum (30:21), Allah SWT berfirman, "And among His signs is that He created for you mates from among yourselves, that you may find tranquility in them; and He placed between you affection and mercy. Indeed, in that are signs for a people who give thought".

 (Dan di antara tanda-tanda-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan hidup dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir).

Dalam ayat ini, Allah mengingatkan kita tentang pentingnya saling mencari ketentraman dan saling memberikan kasih sayang dalam pernikahan. 

Ketidaksempurnaan istri adalah kesempatan untuk melengkapi dan memberikan dukungan satu sama lain, serta menemukan kehidupan yang lebih bermakna bersama.

Alkitab, 1 Korintus 13:4-7

Bahkan ada beberapa kutipan dari berbagai kitab suci dan agama lain yang berhubungan dengan ketidaksempurnaan dalam hubungan pernikahan:

Alkitab, 1 Korintus 13:4-7: "Cinta itu sabar dan murah hati. Cinta itu tidak cemburu, tidak memamerkan diri, tidak sombong. Cinta tidak melakukan hal yang tidak sopan, tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak mudah marah, tidak menyimpan kesalahan orang lain. Cinta tidak suka melihat orang lain gagal, tetapi ia senang melihat orang lain berhasil. Cinta selalu setia, senantiasa percaya, selalu berharap, dan selalu sabar."

Kutipan ini mengajarkan bahwa dalam hubungan pernikahan, penting untuk mempraktikkan cinta yang tidak tergantung pada ketidaksempurnaan, tetapi mampu saling mendukung dan mengasihi dengan tulus.


Bhagavad Gita, Bab 2, Ayat 14

Bhagavad Gita, Bab 2, Ayat 14: "Hanya yang konstan yang ada dalam dunia ini adalah ketidaksempurnaan. Segala sesuatu yang terlahir pasti akan mati. Maka jangan biarkan ketidaksempurnaan ini mengganggu pikiranmu, tetapi hadapilah dengan kedamaian dan keseimbangan."

Ayat ini berasal dari Bhagavad Gita, sebuah teks suci dalam agama Hindu. Ayat ini mengingatkan kita bahwa ketidaksempurnaan adalah hal yang pasti dalam kehidupan. Segala sesuatu yang terlahir pasti akan mati, dan tidak ada yang abadi di dunia ini.
Oleh karena itu, penting untuk tidak terjebak dalam kegelisahan dan kekhawatiran tentang ketidaksempurnaan, tetapi mempertahankan kedamaian dan keseimbangan dalam menghadapinya. 
Kutipan ini mengajarkan bahwa pernikahan juga melibatkan menerima ketidaksempurnaan pasangan kita dan menjaga kedamaian di dalamnya.

Tao Te Ching, Bab 64

Tao Te Ching, Bab 64: "Kesempurnaan adalah kekurangan. Yang lengkap tidak bisa tumbuh dan berkembang. Yang penuh tidak bisa diisi. Hidup adalah kesinambungan dari ketidaksempurnaan dan kekurangan."

Tao Te Ching adalah sebuah kumpulan ajaran-ajaran Taoisme yang ditulis oleh Lao Tzu. Bab 64 mengajarkan tentang pentingnya kesinambungan antara ketidaksempurnaan dan kekurangan dalam kehidupan. 
Kutipan ini mengatakan bahwa kesempurnaan adalah kekurangan, dan keberadaan yang penuh tidak dapat lagi tumbuh dan berkembang. 
Dalam konteks pernikahan, kutipan ini mengajarkan kita untuk menerima dan menghargai ketidaksempurnaan pasangan kita, karena dalam kekurangan itu terdapat potensi untuk tumbuh, belajar, dan berkembang bersama.

Guru Granth Sahib, Ang 722

Guru Granth Sahib, Ang 722: "Kami semua adalah ciptaan-Nya, dan dalam ketidaksempurnaan kami menemukan cahaya-Nya. Kami diuji melalui kekurangan dan kesalahan kami, untuk tumbuh dalam cinta dan pengertian."

Guru Granth Sahib adalah kitab suci dalam agama Sikhisme. Ayat ini mengajarkan bahwa kita semua adalah ciptaan Tuhan, dan dalam ketidaksempurnaan kita, kita dapat menemukan cahaya dan kehadiran-Nya. 

Ketidaksempurnaan dan kesalahan yang kita miliki adalah bagian dari ujian kehidupan yang harus kita hadapi. Melalui kelemahan dan kesalahan kita, kita dapat tumbuh dalam cinta, pengertian, dan kesadaran akan kehadiran Tuhan dalam hubungan pernikahan kita. 

Ayat ini mengajarkan pentingnya kesabaran, kasih sayang, dan pengembangan spiritual dalam menghadapi ketidaksempurnaan.

Dhammapada, Verse 223

Dhammapada, Verse 223: "Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Setiap orang memiliki kelemahan dan kesalahan. Maka bersabarlah dan terimalah ketidaksempurnaan manusia dengan kasih sayang dan pengertian."

Dhammapada adalah salah satu kitab suci dalam agama Buddha yang berisi ajaran-ajaran dari Siddhartha Gautama, atau yang lebih dikenal sebagai Buddha. 

Dalam konteks pernikahan, kita diingatkan untuk tidak mengharapkan pasangan kita menjadi sempurna, tetapi untuk menerima mereka apa adanya dengan semua kelebihan dan kekurangannya.

Kutipan dari Jalaluddin Rumi

Seorang penyair sufi yang dikenal dengan pemikirannya yang dalam tentang cinta dan hubungan manusia. 

Kutipan 1

 "The wound is the place where the Light enters you" (Luka adalah tempat di mana Cahaya masuk ke dalam dirimu). 
Kutipan ini memaparkan bahwa ketidaksempurnaan istri dalam pernikahan bisa menjadi sebuah peluang untuk tumbuh dan memperoleh pencerahan. 

Kutipan 2

"Your task is not to seek for love, but merely to seek and find all the barriers within yourself that you have built against it " .

(Tugasmu bukanlah mencari cinta, tetapi hanya untuk mencari dan menemukan semua hambatan dalam dirimu yang telah kamu bangun terhadap cinta). 

Kutipan ini mengingatkan kita untuk tidak mencari kesempurnaan dalam pasangan, tetapi untuk merenungkan dan mengatasi batasan-batasan pribadi yang mungkin menghalangi kita untuk mencintai dengan sepenuh hati

Kutipan 3

"Lovers don't finally meet somewhere. They're in each other all along" (Kekasih tidak akhirnya bertemu di suatu tempat. Mereka ada di dalam diri satu sama lain sepanjang waktu). 

Kutipan ini mengajarkan kita untuk melihat bahwa cinta sejati tidak hanya tergantung pada sifat fisik atau kelebihan yang tampak, tetapi melibatkan penerimaan yang mendalam terhadap semua aspek pasangan kita, termasuk ketidaksempurnaan mereka.


Kata Bijak Dari Filosof

Begitu juga, kata bijak dari para filosof dan pemikir terkemuka juga menegaskan ketidaksempurnaan dalam hubungan pernikahan. 

Filosof Ralph Waldo Emerson

Ralph Waldo Emerson pernah mengatakan, "To love is to be vulnerable" (Mencintai adalah menjadi rentan). 

Kutipan ini menunjukkan bahwa cinta dan pernikahan tidaklah tanpa risiko. Ketidaksempurnaan istri adalah bagian dari dinamika pernikahan yang melibatkan kompromi, kesabaran, dan pengertian antara suami istri.

Tokoh terkenal Helen Rowland

Kata bijak dari tokoh-tokoh terkenal juga menggambarkan pentingnya menghargai ketidaksempurnaan dalam pernikahan. 

Helen Rowland pernah mengatakan, "Marriage is not a noun; it's a verb. It isn't something you get. It's something you do. It's the way you love your partner every day." (Pernikahan bukanlah kata benda; itu adalah kata kerja. Bukan sesuatu yang kamu dapatkan. Itu adalah sesuatu yang kamu lakukan. Itu adalah cara kamu mencintai pasanganmu setiap hari.) 

Kutipan ini menggambarkan bahwa pernikahan adalah sebuah proses, bukan tujuan akhir. Selama perjalanan ini, kita harus siap untuk menerima ketidaksempurnaan istri, tetapi juga berusaha untuk mencintai dan mendukung mereka setiap hari.

Kutipan bijak dari Antoine de Saint-Exupéry

Melalui perjuangan bersama dan saling mendukung, kita dapat melampaui segala ketidaksempurnaan dan membangun hubungan yang kokoh. 

Dalam kutipan bijak dari Antoine de Saint-Exupéry, "Love does not consist in gazing at each other, but in looking outward together in the same direction" (Cinta tidak terletak pada saling memandang, tetapi pada melihat ke luar bersama-sama dalam arah yang sama). 

Kutipan ini mengajarkan kita bahwa cinta yang sejati adalah ketika kita bersama-sama menghadapi tantangan dan mengerjakan hal-hal yang lebih besar dari diri kita sendiri.

Kata bijak Albert Einstein

Ketidaksempurnaan istri juga dapat menjadi cermin bagi kita sebagai suami untuk melihat dan memperbaiki diri. 

Melalui kesabaran, pengertian, dan komitmen kita untuk saling memahami, kita dapat mengatasi hambatan dan konflik yang mungkin timbul dalam pernikahan. 

Dalam kata bijak Albert Einstein, "Men marry women with the hope they will never change. Women marry men with the hope they will change. Invariably they are both disappointed".
 (Laki-laki menikahi perempuan dengan harapan mereka tidak akan pernah berubah.Perempuan menikahi laki-laki dengan harapan mereka akan berubah. Tanpa terkecuali, keduanya akan kecewa). 

Kutipan ini menggambarkan realitas bahwa pernikahan melibatkan pengertian dan penerimaan terhadap keunikan dan perbedaan pasangan kita, tanpa harapan bahwa mereka akan berubah menjadi sempurna. Sebagai gantinya, kita perlu menghargai dan mencintai mereka apa adanya.

Kata bijak Mahatma Gandhi

Ketidaksempurnaan istri bukanlah alasan untuk menyerah atau mencari yang lain. Pernikahan adalah komitmen yang dijalani dalam suka dan duka, dalam kelebihan dan kekurangan.

Kutipan 1

 Dalam kata bijak Mahatma Gandhi, "A weak man cannot love a strong woman fiercely. He won't know what to do with her fire." (Seorang lelaki lemah tidak dapat mencintai seorang perempuan tangguh dengan penuh semangat. Dia tidak akan tahu apa yang harus dilakukan dengan kekuatannya).

Kutipan ini menggambarkan bahwa ketidaksempurnaan istri, termasuk kekuatan dan keberanian yang dimiliki, seharusnya menjadi sumber inspirasi dan kebanggaan bagi suami.

Sebagai suami, kita harus mampu menghargai dan mendukung istri kita dalam perjalanan hidupnya. Ketidaksempurnaan istri adalah bagian dari keunikan dan keberagaman yang membuat pernikahan menjadi penuh warna dan memperkaya kehidupan kita.

Kutipan 2

"The weak can never forgive. Forgiveness is an attribute of the strong" (Orang lemah tidak akan pernah bisa memaafkan. Pengampunan adalah atribut dari orang yang kuat). 

Kutipan ini mengajarkan pentingnya memaafkan dan melihat melampaui ketidaksempurnaan, karena hanya orang yang kuat yang mampu memberikan pengampunan dan mencintai dengan tulus.

Kesimpulan

Dalam keseluruhan, kutipan-kutipan tersebut menggarisbawahi pentingnya menerima ketidaksempurnaan dalam hubungan pernikahan. 

Mereka mengajarkan kita untuk bersabar, mencintai, dan menghargai pasangan kita dengan semua kelemahan dan kesalahan mereka.

Kutipan-kutipan tersebut juga mengajarkan pentingnya menjaga kedamaian, kesabaran, kasih sayang, dan pengertian dalam menghadapi ketidaksempurnaan tersebut. 

Baca juga : Nikah Massal vs Nikah Sendiri: Keuntungan dan Kerugian dari Segi Kesakralan, Biaya, dan Tujuan

Melalui pemahaman dan penerimaan ini, kita dapat membangun hubungan yang kokoh dan bermakna, serta tumbuh bersama dalam perjalanan kehidupan.

Tidak ada pasangan yang sempurna. Baik dalam kutipan dari beberapa agama maupun dalam kata bijak, kita ditegaskan bahwa pernikahan melibatkan kerja sama, pengertian, dan penerimaan terhadap ketidaksempurnaan pasangan kita. 

Ketidaksempurnaan istri adalah bagian dari kehidupan pernikahan yang membuatnya indah dan penuh warna. 

Baca juga : Pro dan Kontra Menikah atau Kencan dengan Janda atau Duda: Tantangan dan Keuntungan

Sebagai suami, kita harus melihat melampaui ketidaksempurnaan dan fokus pada upaya kita untuk mencintai, menghormati, dan mendukung istri kita setiap hari. 

Dengan demikian, kita dapat menciptakan hubungan yang kokoh, harmonis, dan penuh dengan cinta.

Melalui pengertian, kesabaran, dan kasih sayang yang tulus, kita dapat mencapai kedamaian dalam pernikahan. 

Baca Juga : Perbedaan Antara Siap Menikah dan Ingin Menikah: Menghargai Proses Cinta dan Menjadi Realistis

Seperti yang diajarkan dalam Islam, pernikahan adalah ikatan yang dijalani bersama-sama dalam kebaikan dan keburukan, dalam kebahagiaan dan tantangan.

Ketidaksempurnaan istri adalah kesempatan bagi kita untuk bertumbuh sebagai individu dan sebagai pasangan.



Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Suami Istri Beda Pendapat soal Uang, Apa yang Harus Dilakukan?

Sumber : Canva 88baliweddingplanner.com ~ Uang adalah salah satu hal yang paling penting dalam kehidupan berumah tangga. Uang digunakan untu...

Cari Blog Ini

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Categories

Wedding Quote

"When you realize you want to spend the rest of your life with somebody, you want the rest of your life to start as soon as possible." (When Harry Met Sally Movie)